ISIM-ISIM YANG DINASHOBKAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
1.      Tanda-tanda nashobnya kalimat isim itu ada empat yaitu fatchah, ya’, kasroh dan alif.[1]
Penjelasan :
a.       Fatchah itu masuk pada isim mufrod dan jamak taksir
Seperti contoh :  
-           قاد السائق السيارة
-          شرح المدرس النصوص
b.      Ya’ itu masuk pada isim tasniyah dan jamak mudzakar salim
Seperti contoh : -
-          قابلت المدرِّسَين
-          كان اللاعبون متنافسِين
c.       Kasroh itu masuk pada jamak muannas salim
Sperti contoh :
-          رأيت الممرضات
d.      Alif itu masuk pada asma’ul khomsah
Seperti contoh :
-          شاهدت أخاك
Keterangan [2]:
1.      Alif itu merupakan alamat nashob yang asli sedangkan tanda-tanda nashob yang lain (ya’, kasroh dan alif) itu merupakan cabangan dari tanda nashob yang asli.
2.      Isim mu’tal akhir itu dinashobkan dengan menggunakan tanda alif yang dikira-kirakan pada akhirnya.
Seperti contoh : مصطفى, فتى

2.      Tingkah-tingkahnya kalimat isim yang dinashobkan
Isim-isim yang dinashobkan itu ada 11 tingkah [3]yaitu
1.      Khobarnya kaana
2.      Isimnya inna
3.      Maf’ulbih
4.      Maf’ul mutlaq
5.      Maf’ul li ajlih
6.      Maf’ul ma’ah
7.      Maf’ul fih (dhorof zaman dan makan)
8.      Haal
9.      Mustatsna
10.  Munada
11.  Tamyiz
B.     Rumusan Masalah
1.      apa itu
2.      Pengertian Isim-Isim Yang Dinashobkan
C.    Tujuan Pembahasan





















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Isim-Isim Yang Dinashobkan

اَلْمَنْصُوبَاتُ خَمْسَةُ عَشَرَ, وَهِيَ الْمَفْعُولُ بِهِ, وَالْمَصْدَرُ, وَظَرْفُ الزَّمَانِ وَظَرْفُ الْمَكَانِ, وَالْحَالُ, وَالتَّمْيِيزُ, وَالْمُسْتَثْنَى, وَاسْمُ لَا, وَالْمُنَادَى, وَالْمَفْعُولُ مِنْ أَجْلِهِ, وَالْمَفْعُولُ مَعَهُ, وَخَبَرُ كَانَ وَأَخَوَاتِهَا, وَاسْمُ إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا، وَالتَّابِعُ لِلْمَنْصُوبِ، وَهُوَ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءٍ: النَّعْتُ وَالْعَطْفُ وَالتَّوْكِيدُ وَالْبَدَلُ

Isim – isim yang dinashobkan ada 15, yaitu: maf'ul bih (obyek), mashdar, dzorof zaman (keterangan waktu), dzorof makan (keterangan tempat), haal (keterangan keadaan), tamyiz, mustatsnaa (pengejualian), isim dari  لَا, munadaa (kata seru), maf'ul min ajlihi/maf'ul li ajlihi, maf'ul ma'ahu, khobar bagi  كَانَ وَأَخَوَاتِهَا, isim  إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا, dan tabi' (yang mengikuti) i'rabnya pada kata yang dinashobkan, yang terdiri dari 4 jenis yaitu: na'at (kata sifat), 'athof (kata sambung), taukid (penekanan/penegasan) dan badal (kata pengganti).[4]

B.     Contoh-contoh Isim-Isim Yang Dinashobakan
1.      Maf'ul bih & maf'ul muthlaq: ضَرَبْتُ زَيْداً (aku memukul Zaid), ضَرَبْتُ merupakan fi'il-fa'il (fa'il berupa dlomir mutakallim), زَيْداً adalah maf'ul bih yang manshoh dengan tanda nashob fathah karena berupa isim mufrod.
1.      Mashdar (pembendaan kata kerja/fi'il): ضَرَبْتُ ضَرْباً (aku memukul “sebuah pukulan”)
2.      dzorof zaman: صُمْتُ اليَوْمَ (aku berpuasa pada suatu hari)
3.      dzorof makan: جَلَسْتُ أَماَمَ الكَعْبَةِ (aku duduk di depan Ka'bah)
4.      haal:جَاۤءَ زَيْدٌ رَاكِباً  (telah datang zaid dengan menunggang (suatu tunggangan)/bisa juga diartikan: dengan berkendara).
5.      tamyiz: وَفَجَّرْنَا الأَرْضَ عُيُوْناً (dan kami jadikan bumi memancarkan mata air – mata air: al-Qamar:12)
6.      mustatsna: قَامَ القَوْمُ إِلّاَ زَيْداً (telah datang sebuah kaum kecuali zaid)
7.      isim dari  لَا misalnya لاَغُلاَمَ رَجُلٍ حاَضِرٌ   (tidaklah anak lelaki seorang lelaki hadir {anak lelaki seseorang tidak hadir})
8.      munadaa:  ياَغُلاَمَ زَيْدٍ (wahai anak lelaki zaid)
9.      khobar  كَانَ وَأَخَوَاتِهَا  misalnya كاَنَ زَيْدٌ قاَۤئِماً  (zaid sedang berdiri)
10.  isim  إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا contoh إِنَّ زَيْداً قاَئِمٌ (bahwasanya zaid berdiri)
11.  maf'ul min ajlihi (maf'ul liajlihi): قَامَ زَيْدٌ إِجْلاَ لاً لِعَمْروٍ (Zaid telah datang untuk menghormati 'amr)
12.  maf'ul ma'ahu : سِرْتُ وَالنِّيْلَ  (aku berjalan sepanjang/bersamaan dengan aliran sungai nil), contoh lainnya: سَافَرَ زَيْدٌ وَالصُّبْحَ (zaid pergi/safar bersamaan dengan waktu shubuh)
13.  kata – kata yang i'robnya tabi' pada kata yang yang di nashob (na'at, 'athof, taukid, badal):
1.      na'at : رَأَيْتُ زَيْداً العَاقِلَ (aku melihat zaid  yang berakal)
2.      'athof : رَأَيْتُ زَيْداً وَ عَمْراً (aku melihat zaid dan 'Amr)
3.      taukid : رَأَيْتُ زَيْداً نَفْسَهُ (aku melihat zaid, dirinya sendiri)
4.      badal : رَأَيْتُ زَيْداً أَخاَكَ (aku melihat zaid saudaramu)
























[1] Fuad ni’mah, mulkhos qowa’idul lughotil ‘arobiyah, tt, surabaya: toko kitab al-hidayah juz i hlm 58
[2] Ibid hlm 59
[3] Ibid hlm 60
[4] M. Sholihuddin shofwan, mabadiul an-nahwiyah (pengantar memahami al-jurumiyah, hlm 135

Tidak ada komentar: